Sejarah

Pertanyaan

Jelaskan perkembangan kebudayaan paleolitikum hingga mesolitikum?

1 Jawaban

  • Halo  Audelineptrp!

    PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN PALEOLITIKUM

    Paleolitikum / zaman batu tua adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Disebut zaman batu tua adalah karena alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.

    Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:

    1.      Hidup berpindah-pindah

    2.      Berburu

    3.      Menangkap ikan


    Ciri-ciri zaman Paleolithikum

    1.      Jenis Manusia

    Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.

    2.      Kebudayaan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

     

    Hasil kebudayaan / alat-alat yang digunakan pada zaman Paleolitikum adalah alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

    1.      Kapak Genggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

    2.      Kapak Perimbas. Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. 

    3.      Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan

    4.      Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. 

     

    PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MESOLITIKUM

    Mesolitikum atau Zaman Batu Tengah adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitikum / Zaman Batu Tua dan Neolitikum / Zaman Batu Muda. Zaman Mesolitikum merupakan zaman yang terjadi pada masa Holosen setelah zaman es berakhir. Pendukung kebudayaannya ialah Homo Sapiens yang merupakan manusia cerdas. Untuk penemuannya berupa fosil manusia purba, banyak ditemukan di Sumatra Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores.


    Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan Paleolitikum / Zaman Batu Tua yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.

     

    Zaman Mesolitikum memiliki ciri – ciri sebagai berikut ini:

    1.      Manusia di zaman ini sudah tidak lagi nomaden atau menetap di gua, maupun di pantai.

    2.      Manusia zaman ini sudah mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.

    3.      Manusia zaman ini sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.

     

    Beberapa Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum adalah sebagai berikut: 1.      Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur). Pengertian Kjokkenmoddinger adalah fosil yang berupa timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput sehingga mencapai ketinggian ± 7 meter. Fosil ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yakni antara daerah Langsa hingga Medan.
    2.      Kapak genggam Sumatera (Sumateralith). Kapak Sumatera dibuat dari batu kali yang dipecah - pecah hingga menjadi tajam ujungnya.
    3.      Hachecourt (kapak pendek). Kapak ini memiliki bentuk yang lebih pendek (setengah lingkaran) sehingga disebut juga dengan hachecourt/kapak pendek.
    4.      Pipisan, yaitu batu – batu penggiling beserta dengan landasannya. Batu pipisan ini digunakan untuk menggiling makanan dan juga dipergunakan sebagai penghalus cat merah yang berasal dari tanah merah. Cat merah ini diperkirakan sebagai alat untuk keperluan keagamaan dan juga untuk ilmu sihir.

     

Pertanyaan Lainnya