Tolong ya pelaksanaan kebijakan politik pintu terbuka justru menimbulkan masalah baru bagi penduduk pribumi,jelaskan masalah tersebut
Sejarah
royaljelly2160
Pertanyaan
Tolong ya pelaksanaan kebijakan politik pintu terbuka justru menimbulkan masalah baru bagi penduduk pribumi,jelaskan masalah tersebut
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Sejarah
Materi: Masa Penjajahan Belanda
Kata kunci: Kebijakan Pintu Terbuka
Saya akan mencoba menjawab dengan dua jawaban:
Jawaban pendek:
Pelaksanaan kebijakan politik Pintu Terbuka justru menimbulkan masalah baru bagi penduduk pribumi yaitu penderitaan para pekerja atau buruh perkebunan yang bekerja di perkebunan milik pengusaha swasta Eropa.
Jawaban panjang:
Kebijakan Pintu Terbuka atau Masa Liberal adalah periode dalam masa penjajahan Belanda yang berlangsung mulai dari tahun 1870. Masa ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) yang menyatakan bahwa tanah di koloni Hindia Belanda dapat disewa pengusaha swasta dalam jangka waktu antara 50 sampai 75 tahun untuk dijadikan perkebunan.
Kebijakan ini merupakan peralihan dari Kebijakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang pada jaman ini semua tanah perkebunan dikuasai dan dimonopoli oleh pemerintah Hindia Belanda.
Dengan adanya kebijakan ini banyak pengusaha Eropa menyewa tanah dan membuka perkebunan baru. Dampak ekonomi dari investasi besar ini adalah hasil produksi perkebunan seperti teh, kopi, kina, karet meningkat dan memberi keuntungan besar bagi para penjajah dan pengusaha swasta Eropa.
Namun kebijakan ini juga mengakibatkan dampak buruk bagi para penduduk Indonesia.
Keuntungan dari penanaman perkebunan hanya dinikmati oleh para pengusaha Eropa. Sementara buruh perkebunan yang bekerja keras hanya mendapat gaji kecil meski kondisi pekerjaan berat. Ini karena para pengusaha menginginkan keuntungan sebesar besarnya sehingga menggaji buruh dengan sangat kecil.
Permintaan akan buruh perkebunan ini mengakibatkan tinbuknya kebijakan Transmigrasi, yang memindahkan penduduk dari pulau Jawa yang padat yntuk bekerja debagai buruh di perkebunan Eropa di Sumatera.
Kondisi kerja sangat berat, pekerja yang dianggap malas dihukum berat dengan dicambuk dan banyak pekerja meninggal dalam masa kontrak mereka.