Sejarah

Pertanyaan

Tolong ya bagaimana upaya yang dilakukan frans kaisiepo, silas papare, dan marthen indey dalam mengembalikan irian ke pangkuan RI

1 Jawaban

  • Kelas: XII
    Mata Pelajaran: Sejarah
    Materi: Perjuangan Kemerdekaan
    Kata Kunci:
    Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey

    Pembahasan:

     

    Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey adalah tiga Pahlawan Nasional yang berasal dari Papua. Mereka berjasa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia terutama penyatuan Irian Barat (sekarang Provinsi Papua dan Papua Barat).

     

    1.    Frans Kaisiepo

     

    Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979) adalah pejuang kemerdekaan yang berasal dari Papua. Pada tanggal 14 Agustus 1945 di Kampung Harapan, Jayapura, Frank Kaisiepo menyanyikan Lagu Indonesia Raya bersama pejuang lain, Marcus Kaisiepo, Nicolaas Jouwe dan teman-temannya.

     

    Pada tanggal 31 Agustus, mereka mengadakan upacara di mana mereka mengangkat bendera Indonesia di tanah Papua.  Pada bulan Juli 1946, Kaisiepo adalah anggota Delegasi Konferensi Malino di Sulawesi Selatan, satu-satunya orang asli Papua yang menghadiri Konferensi tersebut. Sebagai pembicara, ia menyarankan agar nama Papua diubah menjadi Irian diambil dari istilah dalam bahasa Biak untuk pulau tersebut.

     

    Pada tahun 1949 dia menolak menjadi delegasi Belanda dalam Konferensi Meja Bundar, karena dia tidak ingin didikte oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, Frans Kaisiepo ditangkap dari tahun 1954 sampai 1961.

     

    Setelah Konferensi Meja Bundar pada tahun 1961, ia mendirikan Partai Irian yang berusaha untuk menyatukan kembali Belanda Nugini dengan Republik Indonesia.

     

    Pada tahun 1964, setelah Perjanjian New York, Frans Kaisiepo menjadi gubernur Irian Barat, dan melangsungkan Pepera (Penentuan pendapat Rakyat) pada tahun 1969 yang menyatukan Irian Barat ke Indonesia.

     

    2.    Silas Papare

     

    Silas Papare (lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973) adalah pejuang kemerdekaan yang berasal dari Papua. Aktivitas perjuangannya dimulai sejak bertemu dengan tokoh perjuangan asal Sulawesi Utara, Sam Ratulangi. Silas Papare adalah pendiri Partai Kerdekaan Indonesia Irian (PKII).

     

    Pada tanggal 17 Agustus 1947 Silas Papare memimpin pengibaran bendera Merah Putih untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, bersama para pejuang lain seperti Johans Ariks, Albert Karubuy, Barent Mandatjan, Samuel Damianus Kawab dan Joseph Djohari. Tindakan ini mengakibatkan penangkapan semua peserta oleh polisi Belanda selama lebih dari tiga bulan.

     

    Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Irian Barat masih diduduki Belanda. Untuk memperjuangkan intergrasi Irian Barat, Silas Papare mendirikan Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Presiden Sukarno menunjuknya sebagai delegasi ke Perjanjian New York, yang menghasilkan persetujuan untuk jajak pendapat di Irian Barat.

     

    Silas Papare kemudian juga menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).

     

    3.    Marthen Indey

     

    Marthen Indey (lahir Depapre, Kabupaten Jayapura, Maret 1912, - meninggal di Jayapura, 17 Juli 1986) adalah pejuang kemerdekaan dari Papua. Marthen Indey awalnya adalah polisi yang menjaga penjara tahanan politik di Boven Digul, Papua. Di sini, dia bertemu dengan para pejuang kemerdekaan yang dibuang oleh penjajah Belanda di Papua, termasuk Sugoro Atmoprasojo.

     

    Pada tahun 1946, Marthen Indey bergabung dengan Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang kemudian dikenal dengan sebutan Partai Indonesia Merdeka (PIM). Marthen dan kepala suku di Papua menyampaikan protes atas rencana Belanda memisahkan wilayah Irian Barat dari Indonesia, akibatnya Marthen di penjara selama tiga tahun di Bovem Digul.

     

    Setelah bebas, pada tahun 1962, Marthen ikut bergerilya membantu anggota RPKAD yang didaratkan di Papua selama masa Tri Komando Rakyat (Trikora). Di tahun yang sama, Marthen menyampaikan Piagam Kota Baru yang berisi mengenai keinginan kuat penduduk Papua untuk tetap setia pada Indonesia.

     

    Marthen lalu dikirim ke New York untuk ikut melakukan perundingan tentang pengembalian Irian Barat ke Indonesia, yang menghasilkan Perjanjian New York.

     

    Setelah itu, Marthen Indey lantas menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) sejak tahun 1963 hingga 1968. Kemudian ia juga diangkat sebagal kontrolir diperbantukan pada Residen Jayapura dan berpangkat mayor tituler selama dua puluh tahun.  

     

Pertanyaan Lainnya